FIFA Denda Federasi Sepak Bola Malaysia Rp6,4 Miliar karena Pemalsuan Dokumen Naturalisasi

Dipublish oleh Tim Towa | 07 Oktober 2025, 12:16 WIB

Bagikan:
X
FIFA Denda  Federasi Sepak Bola Malaysia Rp6,4 Miliar karena Pemalsuan Dokumen Naturalisasi
Markas besar FIFA ( foto:www.icij.org)

Towa News, Jakarta - Komite Disiplin FIFA menjatuhi sanksi denda 350.000 franc Swiss (sekitar Rp6,4 miliar) kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) setelah terbukti menggunakan dokumen palsu dalam proses naturalisasi tujuh pemain asing yang sempat memperkuat tim nasional Malaysia.

Dalam keputusan bernomor FDD-24394 yang diterbitkan 6 Oktober 2025, FIFA menyatakan FAM melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA 2025 tentang pemalsuan dan penggunaan dokumen palsu yang melibatkan tujuh pemain kelahiran luar negeri.

Dokumen Sertifikat Kelahiran Dipalsukan

Komite Disiplin FIFA secara meyakinkan menilai bahwa sertifikat kelahiran yang diserahkan FAM telah dipalsukan, di mana tempat lahir para nenek moyang pemain diubah agar tampak berasal dari Malaysia.

Wakil Ketua Komite Disiplin FIFA Jorge Palacio dalam keputusan tersebut menyebut tindakan ini sebagai "kecurangan murni dan sederhana". Ketujuh pemain yang terlibat adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazagamun Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano.

Setiap pemain dijatuhi hukuman larangan bermain selama 12 bulan dari semua aktivitas sepak bola, serta masing-masing didenda 2.000 franc Swiss atau senilai Rp41 juta. Hukuman ini mulai berlaku sejak tanggal pemberitahuan keputusan.

Berawal dari Laga Kualifikasi Piala Asia

Kasus ini bermula ketika Malaysia menurunkan para pemain tersebut dalam laga kualifikasi Piala Asia 2027 melawan Vietnam pada 10 Juni 2025 yang berakhir dengan skor 4-0 untuk kemenangan Harimau Malaya. Dua pemain yang terlibat dalam kasus ini bahkan mencetak gol dalam pertandingan tersebut.

Investigasi FIFA menemukan perbedaan mencolok antara dokumen yang diajukan ke FIFA dan akta kelahiran asli dari negara asal para kakek buyut pemain yang sebenarnya berasal dari Argentina, Spanyol, Brasil, dan Belanda.

FAM Klaim Tidak Bersalah

Dalam pembelaannya, FAM mengklaim telah melakukan verifikasi melalui Departemen Pendaftaran Nasional (NRD) Malaysia dan tidak mengetahui adanya pemalsuan. FAM juga menyatakan sebelumnya telah menerima konfirmasi dari FIFA tentang kelayakan para pemain tersebut.

Namun, FIFA menyebut pernyataan NRD justru menunjukkan kelemahan verifikasi karena dokumen yang diajukan tidak pernah berdasarkan salinan asli, melainkan hasil interpretasi dari dokumen luar negeri.

Penjabat Presiden FAM, Datuk Wira Mohammad Yusoff Haji Mahadi, menegaskan pihaknya tidak melakukan kesalahan sepanjang proses naturalisasi ketujuh pemain. FAM menyebut ada "kesalahan teknis" dalam pengajuan dokumen.

Reaksi dan Rencana Banding

FAM mengumumkan akan mengajukan banding resmi melalui jalur hukum yang tepat. Dalam pernyataan yang dirilis Selasa (7/10/2025), FAM menyatakan semua bukti pendukung lengkap dan siap untuk segera diserahkan kepada FIFA.

"FAM sangat keberatan dengan beberapa kesimpulan yang dibuat FIFA, terutama tuduhan pemalsuan dokumen," kata pernyataan FAM, dilansir Free Malaysia Today.

Kelompok pendukung Ultras Malaya menyatakan dukungan terhadap upaya banding meskipun mengecam kesalahan FAM yang dinilai telah "menginjak-injak dan mempermalukan" martabat Malaysia serta reputasi Harimau Malaya di mata dunia.

Jika banding tidak berhasil di tingkat FIFA, FAM berencana membawa kasus ini ke Mahkamah Arbitrase Olahraga (CAS) sebagai upaya hukum terakhir.

Tenggat Waktu Banding

FAM maupun para pemain memiliki waktu tiga hari untuk mengajukan banding ke Komite Banding FIFA, dan lima hari berikutnya untuk menyerahkan dokumen lengkap banding.

Jika tidak ada banding yang diajukan, keputusan ini akan berkekuatan hukum tetap dan sanksi harus dilaksanakan penuh dalam waktu 30 hari.

FIFA menegaskan pelanggaran ini bukan karena kesalahan administratif semata, melainkan upaya yang merusak integritas dan keadilan kompetisi internasional.

 

Sumber:

  • ANTARA

  • FIFA Official Statement

  • Free Malaysia Today

  • The Vibes Malaysia

  • VnExpress International

  • Kompas.id


Editor: Tim Towa

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video