Towa News, Jakarta - Penutupan operasional pemerintah federal Amerika Serikat yang telah berlangsung sejak awal Oktober 2025 dikhawatirkan akan mendorong perekonomian negara adidaya tersebut ke jurang resesi.

Penasihat Ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada kuartal keempat tahun ini berpotensi mencatat angka negatif apabila government shutdown terus berlanjut.

Hassett menyebut krisis penerbangan sebagai salah satu dampak serius dari penutupan pemerintahan tersebut. Penghentian pembayaran gaji mengakibatkan kekurangan petugas pengatur lalu lintas udara, sehingga ribuan penerbangan mengalami penundaan dan pembatalan.

"Waktu Thanksgiving adalah salah satu periode paling sibuk dalam setahun bagi perekonomian," kata Kevin Hassett seperti dikutip dari Reuters, Senin (10/11/2025).

Menurutnya, gangguan transportasi udara menjelang libur Thanksgiving yang jatuh pada 27 November ini sangat krusial karena periode tersebut merupakan salah satu masa perjalanan tersibuk di Amerika Serikat.

"Jika orang-orang tidak bepergian pada saat itu, maka kita benar-benar bisa menghadapi pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal keempat," tambah Hassett dalam laporan Reuters.

Data dari Administrasi Penerbangan Federal (FAA) menunjukkan bahwa 42 menara bandara dan beberapa pusat pengendalian lalu lintas udara mengalami kekurangan tenaga kerja. Kondisi ini memicu penundaan penerbangan di 12 kota besar, termasuk Atlanta, Newark, San Francisco, Chicago, dan New York.

Tercatat pada Sabtu (8/11), sekitar 1.500 penerbangan dibatalkan dan 6.000 penerbangan mengalami penundaan. Angka tersebut menunjukkan sedikit perbaikan dibandingkan Jumat sebelumnya yang mencatat 1.025 pembatalan dan 7.000 penundaan penerbangan.

Enam wilayah udara dengan lalu lintas padat juga dilaporkan mengalami gangguan pada penerbangan lintas negara bagian.

Sumber: Reuters

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.