Dipublish oleh Admin | 22 Januari 2025, 05.15 WIB
Foto : Dok.Kadin Indonesia
Towa News, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mengungkapkan ambisi besar Indonesia untuk menjadi acuan global dalam pengolahan material baterai kendaraan listrik. Dalam diskusi panel di Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) di Davos, Swiss, Selasa (21/1/2025), Anindya menyatakan Indonesia terbuka untuk investasi dari berbagai negara.
"Dalam konteks rantai pasok global, ambisi kami tidak hanya sebatas memproduksi material baterai untuk kendaraan listrik, tapi juga bagaimana cara memproduksinya. Indonesia memiliki potensi unik. Bayangkan, kami bisa memproduksi material baterai menggunakan energi hijau dengan tetap memperhatikan emisi karbon," jelas Anindya dalam keterangannya, dikutip Rabu (22/1/2025).
Anindya menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan Indonesia telah memasok material baterai ke berbagai negara, termasuk China, Eropa melalui Eramet dan Volkswagen, serta Amerika Serikat melalui Ford. Dia optimis bahwa pada September 2025, Indonesia akan mampu memenuhi standar besar seperti Exponential Moving Average (EMA) 50.
Keseimbangan Kerja Sama Global
Indonesia, menurut Anindya, berusaha menciptakan keseimbangan dalam kerja sama dengan negara-negara Barat, meskipun tetap membuka peluang bagi semua pihak. Sebagai contoh, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk, perusahaan yang dipimpin Anindya, telah membentuk Indo-Pacific Net-zero Battery-materials Consortium (INBC) yang fokus pada kolaborasi dengan negara-negara Barat.
"Kami memahami bahwa Eropa, termasuk Inggris, dan Amerika Serikat membutuhkan material baterai berbasis nikel," ungkapnya. Dia juga melihat peluang besar dalam menjadi pemasok perangkat keras untuk industri kendaraan listrik (EV) di Amerika Serikat, mengingat kebutuhan mereka akan rantai pasokan yang tangguh, efisien, dan berkelanjutan.
"Kita belum tahu bagaimana bentuknya nanti, apakah akan lebih mengarah ke kesepakatan bilateral. Tetapi bagi Indonesia, yang memulai dari posisi yang lebih rendah dan belum memiliki perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan AS, ini bisa menjadi potensi keuntungan dan kerja sama yang saling menguntungkan," kata Anindya.
Sumber Daya Alam dan Energi Terbarukan Indonesia
Indonesia memiliki keinginan kuat untuk memainkan peran strategis dalam rantai pasok global kendaraan listrik. Negara ini memiliki 22% cadangan nikel dunia, ditambah dengan cadangan strategis lainnya seperti timah, tembaga, dan bauksit yang masuk lima besar dunia. Selain itu, potensi energi terbarukan seperti panas bumi, hidro, tenaga surya, dan angin menjadi keunggulan tambahan.
"Pemerintah bahkan menargetkan pembangunan pembangkit listrik sebesar 100 gigawatt dalam 15 tahun ke depan, dengan 75% di antaranya dari energi terbarukan. Angka 75 gigawatt ini setara dengan total kapasitas pembangkit yang sudah terpasang di Indonesia saat ini," ungkap Anindya.
Selain itu, inisiatif PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk, yang bekerja sama dengan konsorsium internasional seperti Envision dan Glencore sejak 2023, menunjukkan upaya Indonesia dalam memperluas kerja sama global. Konsorsium ini fokus pada pengembangan material baterai rendah emisi yang mendukung target net-zero.
Anindya juga menyoroti peluang besar bagi Indonesia dalam investasi industri EV di Amerika Serikat. "AS sedang berinvestasi besar-besaran dalam industri EV, dan ini adalah peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemasok utama dalam rantai pasok global," tegasnya. Potensi ini, menurut Anindya, bisa dimanfaatkan untuk mendukung keberlanjutan dan efisiensi rantai pasok.
Indonesia juga memiliki kekayaan biodiversitas yang luar biasa, mulai dari hutan, lahan gambut, mangrove, hingga terumbu karang, dengan potensi penyerapan karbon mencapai 500 gigaton. Anindya menyebutkan bahwa potensi ini dapat menjadi sumber pendanaan bagi inisiatif hilirisasi yang sedang dijalankan.
"Dengan populasi 285 juta jiwa, dan jika melihat Asia Tenggara secara keseluruhan yang mencapai 800 juta jiwa, kami memiliki pasar yang sangat menjanjikan," pungkas Anindya.
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam rantai pasok global kendaraan listrik, didukung oleh kekayaan sumber daya alam, komitmen terhadap energi terbarukan, dan kerja sama internasional. Dengan visi strategis dan langkah konkret, Indonesia siap memanfaatkan peluang pasar global untuk mengukuhkan diri sebagai acuan utama dalam pengolahan material baterai berbasis energi hijau, sekaligus mendukung target net-zero dan transformasi energi dunia.
Refeensi :
detikFinance
viva.co.id
market.bisnis.com
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Danantara Pertimbangkan Ikut dalam Akuisisi GoTo oleh Grab...
Towa News | 09 Juni 2025, 09.18 WIB
BSI Bakal Naik Kelas, Siap Lepas dari Mandiri...
Towa News | 04 Juni 2025, 12.18 WIB
Tensi AS-China Memanas, Harga Bitcoin Turun ke Level...
Towa News | 31 Mei 2025, 11.48 WIB
Pemerintah Berlakukan Diskon Tarif Listrik 50 Persen untuk...
Towa News | 30 Mei 2025, 10.54 WIB
Harga Pangan Stabil Jelang Iduladha, Pasokan Melimpah Tekan...
Towa News | 26 Mei 2025, 11.14 WIB
Terbongkar! Bos Judi Online Ditangkap, 4.000 Rekening Siap...
Towa News | 26 Mei 2025, 10.50 WIB
Mulai 5 Juni 2025, Pekerja Bergaji di Bawah...
Towa News | 24 Mei 2025, 13.26 WIB
Pemerintah Indonesia Implementasikan Kebijakan Strategis untuk Mendorong Pertumbuhan...
Towa News | 23 Mei 2025, 13.21 WIB
Stok Beras Nasional Capai 3,8 Juta Ton, Bulog...
Towa News | 19 Mei 2025, 13.03 WIB
Dikritik AS, DPR Tegaskan: QRIS & GPN Simbol...
Towa News | 24 April 2025, 10.04 WIB