Kemendikdasmen Hidupkan Kembali Sekolah Satu Atap untuk Daerah 3T

Dipublish oleh Tim Towa | 24 Oktober 2025, 15:21 WIB

Bagikan:
X
Kemendikdasmen Hidupkan Kembali Sekolah Satu Atap untuk Daerah 3T
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti (dok.Kemendikdasmen)

Towa News, Jakarta - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan membuka kembali Sekolah Satu Atap, terutama untuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Langkah ini diambil untuk menjawab tantangan geografis Indonesia dalam pemerataan akses pendidikan.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti menjelaskan, Sekolah Satu Atap merupakan sekolah yang terdiri dari beberapa jenjang pendidikan dalam satu lokasi yang sama dengan pengaturan waktu berbeda.

"Jadi misalnya SD, SMP: misalnya SD-nya masuk pagi, SMP-nya masuk siang. Atau SMP dan SMA, yang pengaturannya diatur sesuai dengan keluasan waktu yang ada di masing-masing daerah," ujar Abdul Mu'ti di kutip dari detik, Kamis (23/10/2025).

Respons Kondisi Geografis

Mu'ti menyatakan kebijakan ini merespons kondisi geografis Indonesia yang menjadi salah satu tantangan besar pendidikan nasional. Di daerah-daerah tertentu yang sulit dijangkau dengan jumlah penduduk sedikit, pembangunan sekolah baru berisiko tidak berkembang optimal.

"Sehingga kemudian, udahlah, daripada bikin sekolah baru, kita bikin saja Sekolah Satu Atap atau pembelajaran jarak jauh," katanya.

Selain itu, pembangunan sekolah baru juga memerlukan kelengkapan infrastruktur dan sumber daya manusia yang tidak mudah dipenuhi di daerah terpencil.

Pelaksanaan Bertahap

Mu'ti mengungkapkan, penghadiran Sekolah Satu Atap saat ini mulai dilakukan secara bertahap. Ia berharap jumlahnya terus meningkat, terutama di daerah 3T.

"Apalagi kan memang DPR, khususnya Komisi X, itu memberikan perhatian khusus untuk pendidikan di daerah 3T," ungkapnya.

Menurut Mu'ti, tantangan pendidikan di daerah 3T tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara biasa dan memerlukan perhatian khusus yang melibatkan banyak pihak.

Tiga Model Pemerataan Pendidikan

Selain Sekolah Satu Atap, Kemendikdasmen juga mengembangkan tiga model pemerataan kesempatan belajar melalui pendidikan nonformal, yaitu penguatan penyetaraan, homeschooling, dan sekolah terbuka.

Mu'ti menjelaskan, pembelajaran menggunakan paradigma learning, bukan hanya schooling, yang berarti pembelajaran tidak hanya di sekolah formal tetapi juga di lembaga pendidikan nonformal.

Model Sekolah Terbuka, layaknya Universitas Terbuka (UT), memungkinkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Salah satu implementasinya telah diluncurkan untuk anak-anak pekerja migran Indonesia di Kinabalu, Malaysia.

"Mereka anak-anak pekerja migran itu mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan sekolah yang ada di Jawa Barat. Pakainya tadi, teknologi digital," jelasnya.

Kebijakan Sekolah Satu Atap dan model pembelajaran alternatif ini diharapkan dapat menjadi solusi pemerataan akses pendidikan berkualitas bagi seluruh anak Indonesia, termasuk yang berada di wilayah terpencil dan sulit dijangkau.

 

Sumber: detik

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video