Dipublish oleh Tim Towa | 13 November 2025, 21:14 WIB
"Ya, ada pembicaraan (dengan Komdigi). Hanya kan, mohon maaf juga, jangan disalahartikan ya. Artinya, pembatasan mana pembatasan ini adalah lebih kepada pengaturan," kata Prasetyo Hadi seperti dikutip dari DetikNews, Kamis (13/11/2025), usai menghadiri rapat bersama Komisi III DPR di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta.
Pernyataan Mensesneg ini muncul menyusul perhatian pemerintah terhadap dampak permainan daring setelah terjadinya insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta. Meski demikian, Prasetyo menegaskan bahwa game online bukanlah satu-satunya faktor pemicu kejadian tersebut.
"Hal-hal yang sekiranya itu berdampak yang kurang baik (harus ditelaah ulang). Apa pun itu, tidak hanya masalah game online," ujar Prasetyo seperti dilansir DetikNews.
Mensesneg justru menyoroti persoalan perundungan (bullying) sebagai isu yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Ia berharap kasus serupa tidak terulang di masa mendatang.
"Kalau kemudian kasus yang kemarin itu karena akibat perundungan, sebagaimana juga yang sudah pernah kami sampaikan, itu juga harus sebagian dari yang menjadikan perhatian bagi kita semua," tutur Prasetyo dalam laporan DetikNews.
Ia menambahkan bahwa pencegahan perundungan yang berujung kekerasan menjadi tanggung jawab bersama, mulai dari lingkungan keluarga, tempat tinggal, sekolah, hingga pergaulan.
"Supaya perundungan-perundungan, apalagi yang mengarah kepada kekerasan, itu menjadi pekerjaan rumah kita bersama-sama, dari lingkungan keluarga, kemudian lingkungan di sekitar tempat tinggal, di lingkungan sekolah, di lingkungan pergaulan," imbuh Mensesneg seperti dikutip DetikNews.
Sebelumnya, pada Minggu (9/11), Prasetyo Hadi menyampaikan arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penggunaan senjata dalam game online seperti PUBG pasca-insiden di SMAN 72 Kelapa Gading.
"Beliau (Presiden Prabowo) tadi menyampaikan bahwa, kita juga masih harus berpikir untuk membatasi dan mencoba bagaimana mencari jalan keluar terhadap pengaruh pengaruh dari game online," kata Prasetyo Hadi dalam laporan DetikNews seusai rapat terbatas dengan Presiden di Kertanegara, Jakarta Selatan.
Menurut Prasetyo, permainan daring yang dimaksud adalah yang berpotensi memberikan pengaruh negatif terhadap anak-anak dan pelajar, terutama yang bernuansa perang dengan senjata api.
"Karena, tidak menutup kemungkinan, game online ini ada beberapa yang di situ, ada hal-hal yang kurang baik, yang mungkin itu bisa mempengaruhi generasi kita ke depan," ungkap Prasetyo seperti dikutip dari DetikNews.
Pemerintah menyoroti khususnya game bergenre FPS (First Person Shooter) dan battle royale seperti PUBG yang menampilkan konten kekerasan dengan penggunaan senjata api.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Pemerintah Siapkan 500 Ribu Peluang Kerja di Luar...
Towa News | 12 November 2025, 13.24 WIB
Polisi Buru Pengendara yang Ngerokok di Jalan, Denda...
Towa News | 12 November 2025, 12.25 WIB
Prabowo Temui PM Albanese di Sydney, Bahas Penguatan...
Towa News | 12 November 2025, 11.51 WIB
Buruh Ancam Mogok Nasional Jika Tuntutan Kenaikan UMP...
Towa News | 12 November 2025, 11.47 WIB
Prabowo Gelar Rapat Khusus di Halim Sebelum Berangkat...
Towa News | 11 November 2025, 16.38 WIB