Dipublish oleh Admin | 24 April 2025, 09.41 WIB
Towa News, Jakarta — Pemerintah Indonesia memastikan bahwa proyek investasi baterai kendaraan listrik (EV) senilai USD 9,8 miliar tetap berjalan meskipun LG Energy Solution (LGES) dari Korea Selatan mengundurkan diri dari sebagian konsorsium proyek. Sebagai pengganti, perusahaan asal Tiongkok, Zhejiang Huayou Cobalt, telah ditunjuk sebagai mitra strategis baru dalam proyek ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa proyek yang merupakan bagian dari skema Indonesia Grand Package ini tidak mengalami perubahan mendasar.
“Perubahan hanya terjadi pada level investor, di mana LG tidak lagi melanjutkan keterlibatannya pada joint venture (JV) 1, 2, dan 3 yang baru, dan telah digantikan oleh mitra strategis dari Tiongkok, yaitu Huayou, bersama BUMN kita,” ujar Bahlil
Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa keputusan untuk menggantikan LGES dengan Huayou didasarkan pada lamanya proses negosiasi yang tidak kunjung mencapai kesepakatan.
“Pemerintah meminta agar LG keluar dari proyek tersebut,” jelas Rosan
Huayou sendiri telah memiliki investasi di beberapa daerah dengan teknologi yang hampir sama dengan LG. Mereka akan bekerja sama dengan PT Aneka Tambang (Antam) dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam proyek ini. Groundbreaking tahap lanjutan direncanakan dilakukan dalam tahun ini
Proyek ini mencakup pengembangan rantai pasok baterai EV secara terintegrasi, mulai dari penambangan hingga produksi baterai. Pada 3 Juli 2024, Presiden Joko Widodo telah meresmikan pabrik sel baterai EV pertama di Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Fasilitas ini merupakan hasil kerja sama antara Hyundai Motor Group dan LGES melalui PT HLI Green Power, dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 10 Gigawatt hour (GWh).
Pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik dunia. Langkah ini merupakan bagian integral dari strategi hilirisasi industri nikel dan transisi energi nasional menuju ekosistem kendaraan listrik yang berdaya saing global
Menteri Bahlil menambahkan bahwa pergantian investor adalah dinamika yang lazim dalam proyek berskala besar.
“Yang penting bagi kami adalah bahwa semua mitra tetap berkomitmen, dan pemerintah hadir untuk memastikan proses transisi berlangsung lancar,” tutup Bahlil
Meskipun terjadi perubahan dalam struktur investasi akibat keluarnya LGES, proyek baterai EV Indonesia tetap berlanjut dengan komitmen kuat dari pemerintah dan mitra baru. Zhejiang Huayou Cobalt menggantikan LG sebagai mitra strategis, menandai langkah lanjut Indonesia dalam membangun rantai pasok baterai EV domestik yang solid. Proyek ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam ekosistem kendaraan listrik global dan mempertegas arah hilirisasi sumber daya nasional yang berkelanjutan.
Sumber:
Antara Sumbar | Kompas Finansial | Kontan | Financial Times | The Star | China Global South
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Danantara Pertimbangkan Ikut dalam Akuisisi GoTo oleh Grab...
Towa News | 09 Juni 2025, 09.18 WIB
BSI Bakal Naik Kelas, Siap Lepas dari Mandiri...
Towa News | 04 Juni 2025, 12.18 WIB
Tensi AS-China Memanas, Harga Bitcoin Turun ke Level...
Towa News | 31 Mei 2025, 11.48 WIB
Pemerintah Berlakukan Diskon Tarif Listrik 50 Persen untuk...
Towa News | 30 Mei 2025, 10.54 WIB
Harga Pangan Stabil Jelang Iduladha, Pasokan Melimpah Tekan...
Towa News | 26 Mei 2025, 11.14 WIB
Terbongkar! Bos Judi Online Ditangkap, 4.000 Rekening Siap...
Towa News | 26 Mei 2025, 10.50 WIB
Mulai 5 Juni 2025, Pekerja Bergaji di Bawah...
Towa News | 24 Mei 2025, 13.26 WIB
Pemerintah Indonesia Implementasikan Kebijakan Strategis untuk Mendorong Pertumbuhan...
Towa News | 23 Mei 2025, 13.21 WIB
Stok Beras Nasional Capai 3,8 Juta Ton, Bulog...
Towa News | 19 Mei 2025, 13.03 WIB
Dikritik AS, DPR Tegaskan: QRIS & GPN Simbol...
Towa News | 24 April 2025, 10.04 WIB