79 Tahun Polri: Dari Jalan Sunyi Penjaga Hukum, Menuju Pengabdian Nyata untuk Masyarakat

Dipublish oleh Tim Towa | 30 Juni 2025, 11.15 WIB

79 Tahun Polri: Dari Jalan Sunyi Penjaga Hukum, Menuju Pengabdian Nyata untuk Masyarakat
Anggota Polri (Foto : Antara)

Towa News, Jakarta  Tujuh puluh sembilan tahun bukanlah usia yang pendek bagi sebuah institusi negara. Di balik ketegasan seragam cokelat dan sirine yang meraung di jalanan, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) telah melewati jalan panjang penuh tantangan bertransformasi dari alat kekuasaan, menjadi pelayan masyarakat yang semakin modern dan humanis.

Sejak resmi berpisah dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tahun 2000, Polri mengemban tugas baru sebagai institusi sipil yang berdiri mandiri. Sejak itulah, reformasi besar dimulai. Tak hanya memperbaiki struktur, tapi juga cara kerja dan budaya melayani. Dulu, kantor polisi sering dipandang sebagai tempat yang menakutkan—kini perlahan berubah menjadi ruang pengaduan yang terbuka dan digital.

Masuk era 2010-an, Polri memperkenalkan berbagai inovasi seperti SIM dan SKCK online, sistem tilang elektronik, serta Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Semua dilakukan untuk satu tujuan: memudahkan dan mendekatkan diri kepada masyarakat. Polisi lalu lintas yang dulu identik dengan razia dan tilang, kini didukung oleh kamera, algoritma, dan aplikasi.

Namun perubahan paling monumental datang pada 2021, saat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meluncurkan konsep Polri Presisi Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan. Di sinilah Polri mulai memantapkan langkah menuju era digital. Layanan daring diperluas, kejahatan siber ditangani lebih sigap, dan polisi mulai lebih akrab dengan teknologi kecerdasan buatan.

Tak hanya itu, Polri juga mengambil bagian penting dalam momen-momen genting bangsa. Saat pandemi COVID-19 melanda, personel kepolisian berjaga di posko vaksinasi, membantu distribusi bantuan sosial, hingga menertibkan mobilitas masyarakat demi keselamatan bersama.

Kini, pada usia ke-79 tahun, Polri menatap ke depan dengan ambisi besar. Mengusung tema “Polri untuk Masyarakat”, lembaga ini menegaskan bahwa tugas mereka bukan semata menjaga keamanan, tetapi hadir sebagai bagian dari kehidupan rakyat—melindungi yang lemah, menegakkan keadilan, dan menjadi mitra aktif dalam membangun Indonesia yang lebih manusiawi. Dari kota besar hingga pelosok negeri, Polri ingin hadir sebagai sahabat masyarakat, bukan sekadar penegak hukum.

Masyarakat memang belum sepenuhnya puas. Kritik dan harapan tetap mengalir. Tapi satu hal yang pasti: di balik barikade, patroli malam, dan inovasi digital, Polri sedang berjuang mengukir kepercayaan. Jalan masih panjang, namun niat untuk berubah tak lagi bisa disangkal.

Karena di usia 79 tahun ini, Polri bukan hanya soal menjaga hukum. Tapi juga tentang bagaimana menjadi bagian dari harapan masyarakat Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video