Dipublish oleh Tim Towa | 14 Agustus 2025, 13:45 WIB
Towa News, Jakarta - Musisi Ahmad Dhani mengkritik keras Wahana Musik Indonesia (WAMI) terkait penerapan sistem royalti yang dinilai tidak adil. Pendiri Dewa 19 itu menyoroti sikap WAMI yang tegas menarik royalti dari pelaku usaha, namun lemah terhadap penyanyi besar yang menolak bayar royalti komposer.
Melalui akun Instagram @ahmaddhaniofficial, Rabu (13/8), Dhani mempertanyakan mengapa WAMI bersikap berbeda terhadap restoran, kafe, dan hotel dibandingkan penyanyi kaya yang menolak membayar royalti komposer.
"Kenapa WAMI tajam ke kafe, resto, hotel, tapi tumpul ke penyanyi atau band kaya raya? Yang menolak fee komposer, yang menolak izin komposer," tulis Dhani. "Padahal sama-sama tidak sudi bayar royalti."
Dhani juga menyindir sistem WAMI yang mengenakan royalti untuk lagu di acara pernikahan dan hajatan. "Ini siapa sih yang bikin sistem, kok hancur banget, pantas nasib komposer hancur," tulis musisi yang pernah menjadi anggota DPR RI ini.
Kritik Dhani menyusul keluhan Ari Lasso yang mengeluhkan ketimpangan royalti pada Senin (11/8). Dari puluhan juta rupiah yang disetor ke WAMI, Ari Lasso hanya menerima sekitar 700 ribu rupiah.
Dalam surat WAMI tertanggal 28 Juli 2025, Ari menemukan transfer ke rekening bernama "Mutholah Rizal" yang tidak dikenalnya. "Kekonyolan yang paling hebat adalah Anda transfer ke rekening 'Mutholah Rizal'," tulis Ari Lasso.
Penyanyi Tompi menyusul dengan memutuskan keluar dari keanggotaan WAMI. Ia bahkan membebaskan siapa saja menyanyikan lagu-lagunya di berbagai panggung tanpa khawatir masalah royalti.
"Silakan yang mau menyanyikan lagu-lagu saya di semua panggung-panggung pertunjukan, konser, kafe. Mainkan saja saya enggak akan mengutip apa pun sampai pengumuman selanjutnya," tegasnya.
Kekecewaan Tompi sudah lama terpendam dan pernah didiskusikan dengan almarhum Glenn Fredly sebelum meninggal pada 2020.
Hingga Kamis (14/8), WAMI belum memberikan tanggapan resmi atas rangkaian kritik dari para musisi senior tersebut. Kritik beruntun ini menunjukkan adanya masalah sistemik dalam pengelolaan hak cipta musik di Indonesia.
Lembaga Manajemen Kolektif yang seharusnya melindungi hak musisi ini kini menghadapi krisis kepercayaan dari para anggotanya sendiri
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Pemerintah Siapkan 500 Ribu Peluang Kerja di Luar...
Towa News | 12 November 2025, 13.24 WIB
Polisi Buru Pengendara yang Ngerokok di Jalan, Denda...
Towa News | 12 November 2025, 12.25 WIB
Prabowo Temui PM Albanese di Sydney, Bahas Penguatan...
Towa News | 12 November 2025, 11.51 WIB
Buruh Ancam Mogok Nasional Jika Tuntutan Kenaikan UMP...
Towa News | 12 November 2025, 11.47 WIB
Prabowo Gelar Rapat Khusus di Halim Sebelum Berangkat...
Towa News | 11 November 2025, 16.38 WIB