CEO Telegram Pavel Durov Wariskan Rp227 Triliun ke Lebih dari 100 Anak, Termasuk Hasil Donor Sperma

Dipublish oleh Tim Towa | 23 Juni 2025, 20.36 WIB

CEO Telegram Pavel Durov Wariskan Rp227 Triliun ke Lebih dari 100 Anak, Termasuk Hasil Donor Sperma
Foto : Instagram/@durov

Towa News, Jakarta - Pendiri dan CEO Telegram, Pavel Durov, kembali menjadi sorotan internasional usai mengungkap rencananya untuk mewariskan seluruh kekayaannya yang ditaksir mencapai USD 13,9 miliar atau sekitar Rp227 triliun kepada lebih dari 100 anak biologisnya. Pernyataan ini disampaikan Durov dalam wawancara eksklusif bersama media Prancis Le Point dan dikutip oleh sejumlah media seperti BBC, detik.com, dan SINDOnews.

“Saya tidak ingin mereka bertengkar setelah saya meninggal dunia. Mereka semua adalah anak saya dan akan memiliki hak yang sama,” ujar Durov, seperti dikutip dari Le Point, dikutip detik.com, Senin (23/6/2025).

Durov mengaku memiliki enam anak resmi dari tiga hubungan berbeda. Namun, jumlah anaknya bertambah drastis karena ia secara sukarela telah mendonorkan spermanya ke berbagai klinik fertilitas dalam kurun waktu 15 tahun terakhir di 12 negara.

Menurut laporan SINDOnews (22/6/2025), Durov diperkirakan memiliki total 106 anak, termasuk dari hasil donor sperma. Dengan total kekayaan mencapai USD 14 miliar, masing-masing anaknya diperkirakan akan menerima warisan sekitar USD 132 juta atau sekitar Rp3,2 triliun.

Meski demikian, Durov menetapkan bahwa warisan tersebut baru bisa diakses oleh para anaknya dalam waktu 30 tahun mendatang. Ia menginginkan agar anak-anaknya tumbuh secara mandiri, tanpa bergantung pada kekayaan yang dimiliki.

“Saya ingin mereka membangun diri sendiri, tidak bergantung pada uang,” ucap Durov, seperti dikutip dari Fortune dalam laporan SINDOnews.

CEO dari klinik sperma Give Legacy, Khaled Kteily, menjelaskan bahwa validasi terhadap klaim anak biologis Durov akan bergantung pada status donor yang digunakan — apakah anonim atau diketahui oleh orang tua. “Jika ada yang mengklaim, tes paternitas bisa mengonfirmasi,” ujarnya.

Langkah Durov yang tidak membedakan hak waris antara anak resmi dan anak dari donor sperma menuai respons beragam. Sebagian pihak memuji pendekatannya yang egaliter, namun tidak sedikit yang meragukan mekanisme pembagian warisan bagi anak-anak yang tersebar di berbagai belahan dunia.

"Ini tidak biasa, tapi Durov selalu tak konvensional," kata analis teknologi Maria Kovac.

Rencana warisan Durov juga disebut sebagai bentuk pesan filosofis. “Uang harus jadi alat, bukan tujuan,” ungkapnya dalam wawancara tersebut.

Sebagai informasi, Pavel Durov adalah sosok kontroversial yang dikenal dengan prinsip kebebasan berekspresi. Setelah mendirikan Telegram pada 2013, ia hengkang dari Rusia akibat konflik dengan pemerintah terkait platform VKontakte. Kini, Durov tinggal di Dubai dengan kewarganegaraan ganda. Telegram sendiri kerap dikritik karena dianggap kurang tegas dalam memoderasi konten bermasalah.

Pada 2024 lalu, Durov bahkan sempat diperiksa otoritas Prancis atas dugaan penyebaran konten ilegal di platformnya. Meski sempat dibatasi dalam perjalanannya, pengacaranya, David-Olivier Kaminski, membantah semua tuduhan. “Tuduhan ini tidak berdasar,” tegasnya.

Dengan keputusan warisannya yang unik, Durov sekali lagi menunjukkan pendekatan yang berbeda dari miliarder lain seperti Bill Gates dan Laurene Powell Jobs yang memilih membatasi warisan bagi anak-anak mereka.

 

Redaksi: Tim Towa
Sumber: detikKalimantan, SINDOnews, BBC, Fortune, Le Point

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video