Dipublish oleh Admin | 21 April 2025, 10.14 WIB
Towa News, Jakarta - Kebijakan pembatasan ekspor chip ke China yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump diprediksi akan memberikan keuntungan strategis bagi industri semikonduktor China. Para analis memperingatkan bahwa langkah ini dapat mempercepat dominasi China di pasar chip global, sementara perusahaan-perusahaan AS seperti Nvidia dan AMD menghadapi tantangan besar.
Pemerintah AS telah memperketat aturan ekspor chip canggih, termasuk produk-produk unggulan seperti Nvidia H20 dan AMD MI308, yang dirancang untuk aplikasi kecerdasan buatan (AI) dan komputasi performa tinggi. Nvidia mengumumkan potensi kerugian sebesar US$5,5 miliar akibat pembatasan ini, sementara AMD diperkirakan akan mengalami dampak finansial sekitar US$800 juta .
Analis teknologi Jack Gold dari J.Gold Associates menyatakan bahwa kebijakan ini justru memberikan peluang bagi China untuk mempercepat pengembangan industri chip domestiknya.
"Pemerintah AS secara tidak langsung menyerahkan kemenangan besar kepada China yang sedang membangun bisnis chip mereka sendiri," ujar Gold.
"Saat China sudah kompetitif, mereka akan mulai menjual chip ke seluruh dunia dan orang-orang akan membelinya."
Perusahaan-perusahaan teknologi besar China seperti Tencent, Alibaba, dan ByteDance telah meningkatkan pesanan chip Nvidia H20 secara signifikan, menunjukkan permintaan yang kuat meskipun ada pembatasan ekspor . Namun, ketidakpastian terkait lisensi ekspor membuat masa depan pasokan chip ini tidak pasti.Asia Financial
Sementara itu, CEO Nvidia Jensen Huang memperingatkan bahwa pembatasan ekspor dapat merugikan industri teknologi AS secara keseluruhan.
"Jika [China] tidak bisa membeli dari AS, mereka akan membangunnya sendiri," kata Huang. "AS harus berhati-hati. China adalah pasar yang sangat penting bagi industri teknologi."The Guardian
China telah merespons pembatasan ini dengan meningkatkan investasi dalam industri semikonduktor domestik, termasuk pengembangan chip AI oleh perusahaan seperti Huawei dan Baidu . Langkah ini sejalan dengan strategi nasional "Made in China 2025" yang bertujuan menjadikan China sebagai pemimpin dalam teknologi canggih .CointelegraphWikipedia
Analis Rob Enderle menambahkan bahwa pembatasan ekspor ini dapat mempercepat upaya China untuk mengembangkan industri chip-nya sendiri.
"Ini akan menjadi berkah bagi China seiring mereka mengembangkan bisnis mikroprosesor mereka sendiri," ujar Enderle.
"Ini akan menjadi cara yang singkat menyerahkan kepemimpinan AS di dunia mikroprosesor dan GPU."
Dengan meningkatnya ketegangan perdagangan dan pembatasan ekspor, industri semikonduktor global menghadapi periode ketidakpastian. Namun, bagi China, tantangan ini tampaknya menjadi katalisator untuk mempercepat ambisi mereka dalam menguasai pasar chip dunia.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Prabowo Ajak Dunia Akhiri Perang Gaza, Tegaskan Dukungan...
Towa News | 23 September 2025, 08.02 WIB
Presiden Prabowo Desak Penghentian Perang Gaza dalam Pidato...
Towa News | 23 September 2025, 07.49 WIB
Diaspora Indonesia di New York Bangga Presiden Prabowo...
Towa News | 21 September 2025, 10.27 WIB
Sekjen PBB Peringatkan Dunia Tidak Boleh Terintimidasi Israel
Towa News | 20 September 2025, 11.23 WIB
Krisis Politik Melanda Asia-Eropa: PM Jepang Mundur, PM...
Towa News | 13 September 2025, 13.24 WIB
Prabowo-MBZ Bahas Stabilitas Timur Tengah dalam Pertemuan di...
Towa News | 13 September 2025, 08.43 WIB
Menlu: Peru Akan Serius Usut Penembakan Diplomat RI...
Towa News | 11 September 2025, 15.19 WIB
Nepal Tanpa Pemimpin: Presiden dan PM Mundur di...
Towa News | 10 September 2025, 11.05 WIB
Indonesia Mengecam Serangan Israel ke Qatar: Pelanggaran Keras...
Towa News | 10 September 2025, 10.39 WIB
Menlu Minta Peru Selidiki Tuntas Kematian Diplomat RI...
Towa News | 02 September 2025, 12.06 WIB