Danantara Tarik Awal Kredit Rp48 Triliun untuk Investasi Kimia dan Kerja Sama dengan Qatar & Tiongkok

Dipublish oleh Admin | 12 Juli 2025, 10.14 WIB

Danantara Tarik Awal Kredit Rp48 Triliun untuk Investasi Kimia dan Kerja Sama dengan Qatar & Tiongkok
Sumber : www.suararembang.com

Towa News, Jakarta - Dana abadi Indonesia, Daya Anagata Nusantara atau lebih dikenal sebagai Danantara, dikabarkan akan menarik dana awal sebesar $3 miliar (sekitar Rp48 triliun) dari fasilitas kredit senilai $10 miliar yang telah diamankan dari lima bank asing. Dana tersebut akan digunakan untuk proyek investasi strategis, termasuk pembangunan pabrik kimia dan pembiayaan bersama dengan dana kekayaan negara Qatar dan Tiongkok, menurut dua sumber yang mengetahui langsung rencana tersebut.

Fasilitas pinjaman ini diperkirakan akan menjadi kredit sektor swasta terbesar yang pernah disalurkan di Asia Tenggara jika ditarik secara penuh. Ini juga menjadi pembiayaan pertama dari sektor swasta bagi Danantara, yang dibentuk pada Februari lalu dan diberi kewenangan mengelola aset negara senilai lebih dari $900 miliar.

Danantara merupakan bagian dari ambisi Presiden Prabowo Subianto, yang terpilih tahun lalu dengan janji meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 8% dari saat ini sekitar 5%.

Salah satu proyek yang akan didanai dari penarikan awal tersebut adalah pembangunan pabrik chlor-alkali dan ethylene dichloride senilai $800 juta milik perusahaan petrokimia Chandra Asri Pacific (TPIA.JK). Pabrik ini akan memproduksi bahan kimia penting yang digunakan dalam industri pengolahan air, sabun, alumina, dan nikel.

Pada Juni lalu, Danantara bersama Lembaga Pengelola Investasi Indonesia (INA) mengumumkan potensi keterlibatan mereka sebagai investor baru dalam proyek tersebut.

Sebelumnya, Danantara juga telah menandatangani perjanjian kerja sama terpisah dengan Qatar Investment Authority (QIA) dan China Investment Corporation (CIC) untuk potensi investasi bersama. Belum diketahui proyek mana saja yang akan didanai dari penarikan awal pinjaman tersebut.

Lima bank asing yang ditunjuk sebagai lead arranger fasilitas kredit ini adalah DBS, HSBC, Natixis SA, Standard Chartered, dan United Overseas Bank (UOB). Menurut salah satu sumber, mereka merupakan bagian dari 11 bank asing yang mengajukan proposal.

DBS, HSBC, dan Natixis menolak berkomentar, sementara dua bank lainnya belum memberikan respons.

Fasilitas kredit senilai $10 miliar itu akan tersedia selama tiga tahun ke depan. Sumber yang sama menyebut Danantara tidak berencana menerbitkan obligasi dalam waktu dekat.

Menariknya, fasilitas ini dikenakan bunga yang setara dengan imbal hasil obligasi negara Indonesia. Setiap bank yang terlibat menyepakati untuk memberikan pinjaman sebesar $1 miliar tanpa jaminan dan tanpa garansi pemerintah, dengan alasan bahwa "Danantara adalah entitas kedaulatan."

Sebagai perbandingan, pemerintah Indonesia pada Januari lalu menerbitkan obligasi dalam denominasi dolar AS senilai $900 juta dengan tenor lima tahun dan imbal hasil sebesar 5,30%.

Sejumlah bank asing lain juga sempat mengajukan proposal pinjaman, namun tidak tercapai kesepakatan karena mereka meminta jaminan pemerintah, yang tidak diberikan dalam skema ini. Sebagai lead arranger, kelima bank tersebut diperkirakan akan menggandeng bank-bank lain untuk mendanai sisa dari total fasilitas.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video