Towa News, Jakarta - Para pemimpin Eropa berencana mengadakan pertemuan darurat pekan depan di Paris untuk membahas perang di Ukraina. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kekhawatiran bahwa Amerika Serikat (AS) melanjutkan perundingan damai dengan Rusia tanpa melibatkan Eropa. Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menyatakan bahwa pertemuan ini merupakan "momen sekali dalam satu generasi untuk keamanan nasional kita" dan menekankan perlunya peran lebih besar Eropa dalam NATO. 

Rencana pertemuan ini muncul setelah utusan khusus Presiden AS Donald Trump untuk Ukraina, Keith Kellogg, menyatakan bahwa para pemimpin Eropa hanya akan dikonsultasikan, namun tidak dilibatkan langsung dalam perundingan antara AS dan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina. Kellogg mengindikasikan bahwa perundingan sebelumnya gagal karena terlalu banyak pihak yang terlibat. 

Selain itu, pejabat senior Gedung Putih dijadwalkan bertemu dengan negosiator Rusia dan Ukraina di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang. Namun, pernyataan Kellogg bahwa perundingan sebelumnya gagal karena terlalu banyak pihak yang terlibat menimbulkan kekhawatiran di Ukraina dan di antara sekutu Eropa. 

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menegaskan bahwa Ukraina tidak akan menerima kesepakatan yang dibuat tanpa partisipasinya, menyusul pengumuman Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memulai perundingan damai. Trump mengklaim bahwa gaya kepemimpinannya dapat membuka jalan bagi kesepakatan damai di Ukraina. citeturn0news13

Pertemuan darurat Eropa ini diharapkan dapat menyatukan sikap negara-negara Eropa dalam menghadapi situasi tersebut dan memastikan bahwa kepentingan Eropa serta Ukraina tetap terwakili dalam proses perdamaian yang sedang berlangsung.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.