Gubernur BI Kritik Lambatnya Penurunan Suku Bunga Kredit Perbankan

Dipublish oleh Tim Towa | 20 Agustus 2025, 17.35 WIB

Gubernur BI Kritik Lambatnya Penurunan Suku Bunga Kredit Perbankan
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Towa News, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengkritik industri perbankan nasional yang dinilai lambat menurunkan suku bunga kredit meski bank sentral telah memangkas suku bunga acuan sebanyak empat kali sejak awal tahun.

"Penurunan suku bunga kredit perbankan masih berjalan lambat. Pada Juli 2025, suku bunga kredit tercatat sebesar 9,16%, masih relatif sama dengan bulan sebelumnya," ujar Perry dalam konferensi pers virtual, Rabu (20/8/2025).

Data menunjukkan suku bunga kredit stagnan di level 9,16% pada Juli 2025, padahal BI telah memotong suku bunga acuan masing-masing 25 basis poin sebanyak empat kali hingga kini berada di posisi 5%.

Pertumbuhan Kredit Melambat

Dampak dari lambatnya penurunan suku bunga kredit tercermin pada melambatnya pertumbuhan kredit perbankan. Pada Juli 2025, pertumbuhan kredit tercatat 7,03% year-on-year (yoy), turun dari 7,77% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Perry menjelaskan, perbankan cenderung berhati-hati dalam menyalurkan kredit yang tercermin pada meningkatnya standar penyaluran kredit (lending standard). Alih-alih menyalurkan kredit, perbankan lebih memilih menempatkan kelebihan likuiditas pada surat-surat berharga.

Kondisi likuiditas longgar ini ditopang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7% (yoy) pada Juli 2025, seiring ekspansi keuangan pemerintah.

Kredit Investasi Paling Tinggi

Berdasarkan sektor, pertumbuhan kredit masih didominasi sektor berorientasi ekspor seperti pertambangan dan perkebunan, serta transportasi, industri, dan jasa sosial.

Dari sisi penggunaan, kredit investasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi 12,42% (yoy), disusul pembiayaan syariah 8,31% (yoy). Sementara kredit konsumsi tumbuh 8,11% (yoy) dan modal kerja hanya 3,08% (yoy).

Yang memprihatinkan, pertumbuhan kredit UMKM masih sangat rendah yakni 1,82% (yoy). Perry menilai pelaku usaha masih lemah dalam meminta pembiayaan dan cenderung mengandalkan dana internal.

Proyeksi dan Langkah ke Depan

Perry menegaskan BI akan terus mendorong penyaluran kredit perbankan melalui kebijakan makroprudensial yang longgar dan mempererat koordinasi dengan Komite Sistem Keuangan Stabilitas (KSSK).

"Secara keseluruhan, BI memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan pada 2025 berada dalam kisaran 8-11%," pungkasnya.

Penurunan suku bunga kredit diharapkan dapat meningkatkan penyaluran pembiayaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video