IHSG Menguat 1,19% ke Level 7.790 Setelah Koreksi Tajam

Dipublish oleh Tim Towa | 11 September 2025, 09.58 WIB

IHSG Menguat 1,19% ke Level 7.790 Setelah Koreksi Tajam
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Towa News, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi bergerak menguat 91,54 poin atau 1,19% ke level 7.790,55, mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia setelah sebelumnya sempat mengalami koreksi tajam.

IHSG dibuka menguat 82,16 poin atau 1,07% ke posisi 7.781,17 pada pukul 09.00 WIB. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 11,42 poin atau 1,46% ke posisi 793,55, menunjukkan minat beli yang kuat pada saham-saham bluechip.

"Kami melihat, IHSG menunjukkan sentimen positif dan pemulihan setelah sebelumnya sempat anjlok imbas reshuffle kabinet. IHSG mulai kembali stabil dan bergerak ke arah penguatan," kata Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

Stimulus Domestik Dukung Pemulihan

Dari dalam negeri, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengumumkan langkah strategis penarikan Rp200 triliun dana kas negara dari Bank Indonesia (BI) untuk dialihkan ke bank umum. Kebijakan ini bertujuan menambah likuiditas perbankan agar penyaluran kredit lebih cepat dan mendukung ekonomi riil.

Dana tersebut bersifat deposito yang dapat ditarik kembali pemerintah apabila diperlukan. Bank dilarang menggunakan dana tersebut untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) maupun Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), dengan fokus utama mendukung sektor ekonomi riil.

Kebijakan stimulus likuiditas ini dinilai memberikan sentimen positif bagi pasar, terutama sektor perbankan yang diproyeksikan akan mendapat manfaat dari peningkatan kapasitas penyaluran kredit.

Sentimen Global Mendukung

Dari mancanegara, sentimen positif datang dari data Producer Price Index (PPI) Amerika Serikat Agustus 2025 yang berada di bawah estimasi, sehingga meningkatkan optimisme terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

Dalam pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) pada 16-17 September 2025 pekan depan, peluang The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin hampir dipastikan. Sementara peluang pemangkasan 50 basis poin meningkat setelah rilis data PPI AS yang lebih rendah dari ekspektasi.

Data inflasi produsen AS yang mereda memberikan ruang lebih besar bagi The Fed untuk mengambil kebijakan moneter yang lebih akomodatif, yang pada gilirannya mendukung aliran modal ke negara berkembang seperti Indonesia.

Pergerakan Bursa Global

Pada perdagangan Rabu (10/9), bursa saham Eropa ditutup dalam kondisi mixed dengan kecenderungan melemah. Euro Stoxx 50 melemah 0,16%, indeks FTSE 100 Inggris turun 0,19%, indeks DAX Jerman melemah 0,36%, serta indeks CAC Prancis turun 0,15%.

Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat di Wall Street ditutup variatif pada perdagangan Rabu (10/9). S&P 500 menguat 0,3% ke level 6.532,04, indeks Nasdaq Composite naik tipis 0,03% ke 21.886,06, namun Dow Jones Industrial Average melemah 0,48% atau 220,42 poin ke 45.490,92.

Kinerja Bursa Asia Pagi Ini

Bursa saham regional Asia pagi ini menunjukkan pergerakan yang beragam namun cenderung positif. Indeks Nikkei 225 Jepang menguat signifikan 400,33 poin atau 0,94% ke level 44.239,00, didorong oleh ekspektasi kebijakan moneter yang suportif.

Indeks Shanghai Composite China naik 7,92 poin atau 0,20% ke 3.820,01, sementara indeks Hang Seng Hong Kong melemah 238,26 poin atau 0,92% ke 25.954,55. Adapun indeks Straits Times Singapura menguat tipis 1,76 poin atau 0,05% ke 4.348,94.

Faktor Pendukung Pemulihan

Beberapa faktor yang mendukung pemulihan IHSG hari ini antara lain:

Pertama, kebijakan stimulus likuiditas domestik senilai Rp200 triliun yang diharapkan dapat meningkatkan penyaluran kredit dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kedua, ekspektasi penurunan suku bunga The Fed yang memberikan ruang bagi aliran modal asing kembali masuk ke pasar emerging market, termasuk Indonesia.

Ketiga, stabilisasi sentimen pasca reshuffle kabinet dengan berbagai kebijakan ekonomi yang mulai direspons positif oleh pasar.

Tantangan ke Depan

Meski menunjukkan pemulihan, IHSG masih menghadapi beberapa tantangan. Net sell investor asing yang masih berlanjut menjadi faktor yang perlu diwaspadai, terutama pada saham-saham berkapitalisasi besar.

Selain itu, adaptasi pasar terhadap kebijakan ekonomi pemerintahan baru masih memerlukan waktu. Investor akan terus memantau konsistensi implementasi kebijakan dan dampaknya terhadap fundamental ekonomi Indonesia.

Para analis merekomendasikan investor untuk tetap selektif dalam memilih saham dan memanfaatkan momentum penguatan ini untuk melakukan aksi beli pada saham-saham fundamentalnya kuat dengan valuasi yang menarik.

Data Perdagangan 11 September 2025:

  • IHSG: 7.790,55 (+91,54 poin/+1,19%)
  • LQ45: 793,55 (+11,42 poin/+1,46%)
  • Pembukaan IHSG: 7.781,17 (+82,16 poin/+1,07%)
  • Volume perdagangan hingga 12.00 WIB: Data akan diperbarui

Pemulihan IHSG hari ini memberikan sinyal positif bahwa pasar modal Indonesia memiliki resiliensi yang baik dalam menghadapi volatilitas, didukung oleh stimulus domestik dan sentimen global yang membaik.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video