Indonesia Kembali Ekspor Beras dan Jagung Setelah Puluhan Tahun

Dipublish oleh Tim Towa | 15 Agustus 2025, 13.08 WIB

Indonesia Kembali Ekspor Beras dan Jagung Setelah Puluhan Tahun
Foto: youtube/Sekertariat Presiden

Towa News, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengumumkan Indonesia telah kembali mengekspor beras dan jagung ke negara-negara sahabat setelah absen selama puluhan tahun. Pencapaian ini disampaikan dalam Pidato Kenegaraan perdananya di Sidang Tahunan MPR RI, Jumat (15/8/2025).

"Untuk pertama kali dalam puluhan tahun, Indonesia bisa kembali mengekspor beras dan jagung. Saya perhatikan di mana-mana, para petani tersenyum karena harga gabah stabil dan penghasilan mereka meningkat," ujar Prabowo di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta.

Presiden menjelaskan keberhasilan ini merupakan hasil program ketahanan pangan yang telah berjalan selama 10 bulan terakhir. Indonesia kini mencatat surplus produksi beras dengan stok cadangan nasional mencapai lebih dari 4 juta ton, angka tertinggi dalam sejarah Republik Indonesia.

"Tidak ada negara kuat yang tidak mampu memproduksi pangannya sendiri," kata Prabowo, menekankan pentingnya swasembada pangan bagi kedaulatan nasional.

Strategi Ekstensifikasi dan Intensifikasi

Untuk memutus ketergantungan impor, pemerintah menerapkan dua strategi utama. Pertama, ekstensifikasi dengan membuka jutaan hektare sawah baru di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera, Papua, dan daerah lain.

Kedua, intensifikasi melalui peningkatan produksi di desa-desa, penyederhanaan birokrasi distribusi pupuk langsung ke petani, dan bantuan alat pertanian. Pemerintah juga menaikkan harga beli gabah menjadi Rp6.500 per kilogram untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Di tengah kasus manipulasi kualitas beras, Presiden menegaskan komitmen pemerintah menindak tegas pelaku kecurangan. "Pemerintah yang saya pimpin tidak akan ragu-ragu. Kami akan selalu tegas pada mereka yang melanggar aturan," tegas Prabowo.

Pemerintah akan mewaspadai praktik manipulasi, penipuan, penimbunan, dan penghambatan distribusi pangan untuk melindungi konsumen Indonesia.

Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI dalam rangka HUT ke-80 Kemerdekaan RI ini dihadiri lebih dari 600 anggota dewan, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, jajaran Kabinet Merah Putih, dan sejumlah mantan pemimpin negara.

Hadir pula Presiden ke-7 Joko Widodo, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, dan mantan wakil presiden Try Sutrisno, Jusuf Kalla, Boediono, serta Ma'ruf Amin, menandai momentum bersejarah pencapaian ketahanan pangan Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video