Indonesia Teken Investasi Rp 358 Triliun untuk Kawasan Industri Hijau

Dipublish oleh Tim Towa | 02 Juni 2025, 14.41 WIB

Indonesia Teken Investasi Rp 358 Triliun untuk Kawasan Industri Hijau
Dok. Bappenas)

Towa News, Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas resmi menandatangani komitmen investasi senilai US$ 22 miliar atau sekitar Rp 358,4 triliun (kurs Rp16.294/US$) untuk pengembangan kawasan industri hijau berkelanjutan. Penandatanganan dilakukan bersama sejumlah mitra internasional, yakni Equator Renewable Asia, Keppel Ltd, Vanda RE, dan Gurin Energi, dalam rangkaian World Expo 2025 di Osaka, Jepang, pada Kamis (29/5).

Investasi besar ini difokuskan pada pembangunan Green Sustainable Industrial Zones (G-SIZ) di Kepulauan Riau, khususnya di wilayah Batam, Bintan, dan Tanjung Pinang. Kawasan tersebut akan ditopang oleh pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berskala besar yang menjadi tulang punggung energi hijau di kawasan industri tersebut.

“Penandatanganan hari ini merupakan bagian dari rencana strategis Indonesia untuk mengembangkan Green Economic Corridor di Kepulauan Riau, dimulai dari pembangunan PLTS skala besar,” ujar Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard, dalam sambutannya di Paviliun Indonesia, World Expo 2025 Osaka.

Sebagai tahap awal, proyek ini akan membangun pilot project energi terbarukan terpadu dari hulu ke hilir, dan masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Proyek ini juga mendukung Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026 yang mengusung tema “Kedaulatan Pangan dan Energi serta Ekonomi yang Produktif dan Inklusif.”

Pemerintah menargetkan proyek ini akan menciptakan ribuan lapangan kerja dan menarik investasi pada sektor-sektor prioritas seperti elektronik, semikonduktor, pusat data, bioteknologi, dan pengembangan hidrogen hijau—salah satu sumber energi bersih masa depan.

Wamen Febrian menekankan bahwa proyek ini merupakan langkah nyata Indonesia dalam mempercepat transisi energi bersih, mengurangi emisi karbon, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. “Kami ingin memastikan transisi energi bersih tidak hanya berdampak pada pencapaian target emisi gas rumah kaca, tetapi juga menciptakan pertumbuhan ekonomi baru yang merata di seluruh wilayah Indonesia,” ungkapnya.

Sebagai tambahan, berdasarkan data Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi energi surya mencapai lebih dari 200 GW, namun baru dimanfaatkan kurang dari 1%. Langkah ini dinilai sejalan dengan target Net Zero Emission 2060, serta kebijakan pengurangan emisi 31,89% secara mandiri pada 2030 sesuai Nationally Determined Contributions (NDC) yang telah diperbarui.

Proyek ini juga diharapkan membuka peluang kolaborasi dalam riset, transfer teknologi, serta membangun ekosistem industri hijau berbasis energi bersih dan digitalisasi. Pemerintah akan memastikan seluruh pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan ketentuan hukum dan prinsip keberlanjutan jangka panjang.

 

Sumber : 

  • Kementerian PPN/Bappenas – Siaran Pers Forum Bisnis World Expo Osaka 2025

  • CNBC Indonesia (29 Mei 2025)

  • Kementerian ESDM – Potensi dan Strategi Energi Terbarukan Nasional

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video