Towa News, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memanggil sejumlah menteri ekonomi di Istana Merdeka, termasuk Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, untuk membahas perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani melaporkan bahwa saat ini terdapat 25 KEK aktif di berbagai wilayah yang telah menyerap investasi sebesar Rp263,4 triliun dan menciptakan 160.874 lapangan kerja. KEK mencakup berbagai sektor strategis seperti hilirisasi pertambangan dan mineral, industri kimia, logistik, kesehatan, hingga pariwisata dan pusat data digital.

Namun demikian, Sri Mulyani menyampaikan sejumlah tantangan yang perlu segera diselesaikan. “Beberapa persoalan yang dilaporkan kepada Presiden dan mendapat perhatian dan instruksi antara lain; masalah infrastruktur seperti jalan, listrik energi terbarukan, pelabuhan, dan bandara. Selain itu, perizinan lingkungan, pembebasan lahan, serta pelayanan kepabeanan juga menjadi perhatian,” ujarnya melalui akun Instagram, Kamis (24/7/2025).

Presiden Prabowo mengapresiasi capaian tersebut, namun menilai ukuran dan cakupan KEK Indonesia masih tertinggal dibanding negara-negara ASEAN lainnya. Ia mendorong agar KEK diperluas, dengan tetap mengedepankan tata kelola yang baik.

"KEK harus dikelola secara optimal agar benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat, serta mendukung kedaulatan dan kesatuan perekonomian nasional," tegasnya.

Sri Mulyani juga menekankan bahwa KEK telah mendapat berbagai insentif fiskal dan non-fiskal, termasuk pembebasan pajak, demi menarik lebih banyak investor. Ia berharap KEK menjadi pendorong transformasi ekonomi Indonesia ke arah yang lebih maju, mandiri, dan merata antar daerah.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.