Pemerintah Siapkan 1,3 Juta Ton Beras SPHP hingga Akhir Tahun

Dipublish oleh Tim Towa | 26 Agustus 2025, 09.58 WIB

Pemerintah Siapkan 1,3 Juta Ton Beras SPHP hingga Akhir Tahun
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ( Dok. Sekertariat Presiden)

Towa News, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan pemerintah menyiapkan 1,3 juta ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sampai Desember 2025 untuk menjaga kestabilan harga di pasaran.

"Kita akan melakukan operasi pasar besar-besaran sampai Desember. Beras SPHP yang kita siapkan sebanyak 1,3 juta ton," kata Amran di Istana Kepresidenan di kutip dari youtube sekertariat presiden, Jakarta, Senin (25/8) malam.

Mentan menargetkan distribusi SPHP ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai 10.000 ton per hari. Saat ini, penyaluran telah mencapai 6.000 ton per hari dengan target selanjutnya 7.000 ton per hari.

"Target kami, insyaallah ke depan harga beras berangsur-angsur turun," ujar Amran.

Stok Beras Nasional Aman

Amran menegaskan cadangan beras pemerintah (CBP) berada dalam kondisi sangat aman dengan total stok mencapai 3,9 juta ton. Setelah penyaluran SPHP 1 juta ton, diperkirakan stok akhir tahun masih akan tersisa 2,5-2,7 juta ton.

"Cadangan beras pemerintah masih 3,9 juta ton, masih cukup besar dan sangat aman," katanya.

Produksi Meningkat Signifikan

Berdasarkan data FAO, USDA, dan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional meningkat signifikan dari 30,62 juta ton pada 2024 menjadi 33,8-35,6 juta ton pada 2025.

Cadangan beras pemerintah juga mencapai rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir yaitu 4,2 juta ton, jauh melampaui stok tahun lalu yang hanya sekitar 1 juta ton.

Indonesia Stop Impor Beras

Mentan mengungkapkan rasa syukur karena Indonesia berhasil menghentikan impor beras di tengah krisis pangan global. Hal ini berbeda dengan kondisi negara maju seperti Jepang yang mengalami lonjakan harga beras hingga 90,7 persen pada Juli 2025, tertinggi sejak 1971.

"Alhamdulillah, kita patut bersyukur stok beras dalam negeri sangat cukup, sehingga tahun ini kita tidak impor beras," kata Amran.

"Di Jepang, harga beras melonjak 90,7 persen hingga rakyatnya antre untuk mendapatkan beras murah. Sementara Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dari produksi sendiri. Ini capaian luar biasa," tambahnya.

Amran menambahkan, kondisi ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya ketika Indonesia mengalami defisit dan terpaksa mengimpor 7 juta ton pada 2023 dan 3-4 juta ton pada 2024.

Panen kedua pada September 2025 diperkirakan akan semakin memperkuat pasokan beras nasional. FAO dan Departemen Pertanian Amerika juga dikabarkan memuji capaian ketahanan pangan Indonesia.

 

Sumber: Sekretariat Presiden

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video