Pertemuan Indonesia-AS Bahas Tarif Berjalan Positif, Fokus pada Sektor Mineral Kritis

Dipublish oleh Admin | 11 Juli 2025, 10.18 WIB

Pertemuan Indonesia-AS Bahas Tarif Berjalan Positif, Fokus pada Sektor Mineral Kritis
Pertemuan antara delegasi (Airlangga Hartarto) Indonesia dan perwakilan Amerika Serikat (AS) di Washington, D.C., Sumber @airlanggahartarto_official

Towa News, Jakarta - Pertemuan antara delegasi Indonesia dan perwakilan Amerika Serikat (AS) di Washington, D.C., mengenai rencana penerapan tarif impor berjalan positif. Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Negosiator, Airlangga Hartarto, pada Kamis (10/7/2025).

Pertemuan tersebut membahas rencana tarif sebesar 32% yang akan diberlakukan AS terhadap produk asal Indonesia mulai 1 Agustus 2025. Airlangga menyebutkan bahwa kedua pihak memiliki pemahaman yang sama dalam proses negosiasi dan akan mempercepat pembahasan dalam tiga pekan ke depan.

"Kami sudah memiliki pemahaman bersama dengan pihak AS terkait pembicaraan ini. Ke depan, kita akan berupaya menyelesaikan negosiasi ini dengan prinsip saling menguntungkan," ujar Airlangga dalam keterangan resmi.

Dalam pertemuan yang berlangsung Rabu (9/7) waktu setempat, Airlangga bertemu dengan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer. Pembahasan meliputi tarif, hambatan non-tarif, serta kemitraan dagang dan investasi.

Fokus Kerja Sama Sektor Mineral Kritis

Salah satu topik utama dalam pembicaraan adalah kemungkinan pengembangan kerja sama yang lebih luas di sektor mineral kritis. Indonesia, yang memiliki cadangan besar nikel, tembaga, dan kobalt, menjadi mitra strategis bagi AS dalam rantai pasok global.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan bahwa potensi ini dapat dimanfaatkan kedua negara untuk mendorong kemitraan dagang yang lebih seimbang. Sebagai anggota G20, Indonesia juga dikenal sebagai produsen utama logam seperti nikel, timah, dan tembaga, serta eksportir terbesar minyak kelapa sawit di dunia.

Usulan Indonesia: Potongan Tarif dan Investasi AS

Dalam negosiasi tersebut, Indonesia mengusulkan pemangkasan tarif terhadap produk-produk AS hingga mendekati nol persen. Sebagai imbalannya, Indonesia menawarkan peningkatan pembelian produk AS dan peningkatan investasi AS di Tanah Air dengan total nilai mencapai USD 34 miliar.

Beberapa perusahaan Indonesia dilaporkan telah menandatangani kesepakatan awal dengan mitra dari AS, termasuk untuk pembelian energi, gandum, jagung, dan kapas.

Pemerintah Indonesia berharap kesepakatan final bisa tercapai sebelum tarif baru diberlakukan pada Agustus mendatang.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video