Dipublish oleh Tim Towa | 22 September 2025, 09.31 WIB
Towa News, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan berpidato di Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada Selasa (23/9/2025). Kehadiran presiden ini menandai kembalinya Indonesia di panggung utama diplomasi dunia setelah satu dekade absen.
Pidato Prabowo memiliki nilai historis tersendiri karena melanjutkan jejak perjuangan diplomasi sang ayah, almarhum Prof. Sumitro Djojohadikusumo, yang pernah memimpin delegasi Indonesia di PBB pada periode 1948-1949.
"Kami rakyat Indonesia berharap, sebagaimana almarhum Prof. Sumitro, Presiden Prabowo dapat terus memperjuangkan upaya dunia untuk memperkokoh multilateralisme," kata Dino Patti Djalal, pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), seperti dilansir Liputan6.com.
Sejarah Diplomasi Prof. Sumitro
Prof. Sumitro tercatat melakukan berbagai upaya diplomatik monumental saat memimpin delegasi Indonesia di PBB. Salah satu kiprahnya yang paling bersejarah adalah memorandum yang dikirim kepada Menteri Luar Negeri AS Robert A. Lovett, yang kemudian dimuat The New York Times pada 21 Desember 1948.
Memorandum tersebut mengecam agresi militer Belanda sebagai ancaman terhadap upaya membangun ketertiban dunia dan pelanggaran terhadap Perjanjian Renville serta legitimasi PBB.
Sumitro juga berhasil menggalang solidaritas negara-negara Asia dalam pertemuan di India pada Januari 1949 untuk menghentikan agresi Belanda dan menuntut pembebasan para pemimpin Republik. Upaya diplomatik ini membuahkan hasil dengan diakuinya kedaulatan Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar pada Desember 1949.
Momentum Strategis Indonesia
Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah Hamdan Hamedan menekankan makna strategis pidato Presiden Prabowo di sidang PBB. Prabowo dijadwalkan berbicara di urutan ketiga, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat.
"Pada saat ruangan penuh, atensi dunia tertuju, dan pesan yang disampaikan dapat membentuk nada serta arah diskusi utama dalam Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB," ujar Hamdan di Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Hamdan menambahkan bahwa ini merupakan penampilan langsung presiden Indonesia di forum Sidang Umum PBB setelah lebih dari satu dekade, yang menjadi momentum penting untuk menegaskan peran Indonesia di garis depan diplomasi internasional serta komitmen terhadap penguatan multilateralisme.
Kehadiran Prabowo di forum internasional tertinggi ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai bangsa besar yang aktif dalam diplomasi global dan melanjutkan tradisi kepemimpinan Indonesia dalam memperjuangkan perdamaian dan keadilan dunia.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Kementrian HAM Minta DPR Selaraskan Revisi KUHAP dengan...
Towa News | 22 September 2025, 13.13 WIB
Kapolri Bentuk Tim Transformasi Reformasi Polri
Towa News | 22 September 2025, 10.31 WIB
Panglima TNI Larang Jajaran Pakai Strobo Sembarangan
Towa News | 22 September 2025, 10.06 WIB
Presiden Prabowo Tetapkan Kenaikan Gaji ASN, Guru, Dosen,...
Towa News | 22 September 2025, 09.50 WIB
Presiden Prabowo Teken Perpres, Tetapkan IKN Jadi Ibu...
Towa News | 20 September 2025, 13.47 WIB
Prabowo Bertolak ke Jepang dan New York, Menlu...
Towa News | 20 September 2025, 09.12 WIB
Presiden Prabowo Tunjuk Dony Oskaria sebagai Plt Menteri...
Towa News | 19 September 2025, 14.56 WIB
Wakil Ketua Komisi XII DPR Kritik Kebijakan Menteri...
Towa News | 19 September 2025, 14.43 WIB
Target 3-5 Bulan, Prabowo Perintahkan Prototipe Listrik Tenaga...
Towa News | 19 September 2025, 14.24 WIB
DPR Sepakati 67 RUU Prolegnas Prioritas 2026, Termasuk...
Towa News | 19 September 2025, 11.20 WIB