Prabowo Resmikan KEK Kesehatan Sanur dan Bali International Hospital: Harapan Baru Dunia Medis Nasional

Dipublish oleh Admin | 26 Juni 2025, 08.14 WIB

Prabowo Resmikan KEK Kesehatan Sanur dan Bali International Hospital: Harapan Baru Dunia Medis Nasional
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur serta Bali International Hospital (BIH) di Denpasar, Bali, Rabu (25/6/2025), Sumber : Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden

Towa News, Denpasar - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur serta Bali International Hospital (BIH) di Denpasar, Bali, Rabu (25/6/2025). Ia menilai kehadiran KEK Kesehatan Sanur sebagai langkah terobosan besar dalam upaya menghadirkan layanan kesehatan bertaraf internasional di Indonesia.

“KEK Sanur adalah yang pertama di republik kita, kawasan ekonomi khusus untuk layanan kesehatan kelas dunia,” ucap Prabowo dalam pidatonya.

Presiden menekankan pentingnya inovasi untuk mengejar ketertinggalan Indonesia, khususnya di sektor kesehatan. Ia menyebut bahwa cara-cara lama yang tidak efisien harus ditinggalkan demi mewujudkan Indonesia sebagai bangsa maju dan kompetitif.

Saat meninjau fasilitas BIH, Prabowo menyatakan kekagumannya. “Saya kira hotel, ternyata rumah sakit. Lantainya marmer. Rumah sakitnya bernuansa hotel,” ujarnya, seraya menyebut fasilitas tersebut sebagai cerminan kemajuan bangsa.

Bali International Hospital sendiri telah beroperasi sejak 14 April 2025. Rumah sakit ini berdiri di atas lahan seluas 67.465 m² dengan kapasitas 255 tempat tidur, dan berlokasi strategis di kawasan wisata Sanur. Layanan unggulannya mencakup penanganan jantung, kanker, saraf, pencernaan, dan ortopedi.

KEK Kesehatan Sanur secara keseluruhan mencakup area 41,26 hektare dan ditargetkan menarik investasi hingga Rp10,2 triliun serta menyerap lebih dari 43 ribu tenaga kerja. KEK ini diharapkan mampu menjadi destinasi medis pilihan, tak hanya bagi warga Indonesia, tetapi juga pasien dari kawasan Asia Tenggara dan Pasifik.

Pemerintah menargetkan penghematan devisa hingga Rp86 triliun karena warga Indonesia tak perlu lagi berobat ke luar negeri. Selain itu, terdapat potensi pemasukan devisa hingga Rp19,6 triliun dari pasien asing hingga tahun 2045.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video