Presiden Prabowo Instruksikan Percepatan Penanganan Sampah Lewat Skema Hulu-Hilir

Dipublish oleh Tim Towa | 11 Juni 2025, 10.43 WIB

Presiden Prabowo Instruksikan Percepatan Penanganan Sampah Lewat Skema Hulu-Hilir
Menteri Lingkungan Hidup ,Menteri Dalam Negeri dan Menteri Investasi sekaligus Kepala BPI Danantara. Dalam keterangan pers di Istana Merdeka setelah melakukan Rapat terbatas dengan presiden Prabowo, Jakarta, pada Selasa, 10 Juni 2025.

Towa News, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah dalam menyelesaikan persoalan sampah nasional secara menyeluruh sebelum tahun 2029. Hal ini disampaikan dalam rapat terbatas bersama jajaran kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (10/6), sebagai bagian dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan bahwa Presiden telah memberikan arahan untuk mempercepat penanganan sampah melalui skema hulu hingga hilir, dengan pelibatan aktif pemerintah daerah.

“Bapak Presiden menargetkan persoalan sampah dapat dituntaskan pada 2029. Oleh karena itu, strategi penanganan telah disusun melalui pendekatan dari hulu hingga hilir,” ujar Hanif kepada awak media usai rapat.

Pendekatan hulu mencakup pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS-3R) serta Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Sementara pendekatan hilir melibatkan teknologi Waste to Energy (WTE) dan Refuse-Derived Fuel (RDF).

Hanif juga menyampaikan bahwa pemerintah pusat akan bersinergi dengan pemerintah daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

“Sejalan arahan Pak Presiden, kami bersama Mendagri akan mengoordinasikan langkah-langkah lanjutan dengan pemda,” jelasnya.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menambahkan, Presiden sangat menaruh perhatian pada isu lingkungan, khususnya sampah, yang menjadi masalah serius di berbagai wilayah.

“Pemerintah telah mengidentifikasi 33 lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang akan dikonversi menjadi pusat pengolahan energi berbasis sampah melalui mekanisme Waste to Energy,” kata Tito.

Dalam upaya ini, peran Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menjadi strategis. Menteri Investasi sekaligus Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani, menyatakan kesiapan institusinya untuk terlibat aktif.

“Danantara akan berinvestasi di proyek Waste to Energy di berbagai daerah, dengan mempertimbangkan kriteria yang telah ditentukan,” ujar Rosan. Ia menambahkan, Danantara tidak akan bekerja sendiri dalam proyek ini, melainkan akan mengajak pihak swasta untuk turut berinvestasi.

“Kami ingin menggandeng dunia usaha agar proyek ini memiliki daya dorong yang kuat dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen menuntaskan persoalan sampah secara menyeluruh sebelum tahun 2029, sebagaimana ditargetkan dalam RPJMN 2025–2029. Melalui rapat terbatas, Presiden menginstruksikan percepatan penanganan sampah dengan pendekatan hulu-hilir, melibatkan pemerintah daerah secara aktif. Pendekatan ini mencakup pembangunan infrastruktur pengolahan sampah seperti TPS-3R, TPST, hingga teknologi hilir seperti Waste to Energy dan Refuse-Derived Fuel. Pemerintah juga menggandeng BPI Danantara dan sektor swasta untuk berinvestasi dalam proyek pengelolaan sampah menjadi energi, sebagai upaya strategis mengatasi krisis lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video