Sekolah Rakyat Prabowo: Senjata Ampuh Lawan Kemiskinan Turun-Temurun

Dipublish oleh Tim Towa | 06 Agustus 2025, 10.26 WIB

Sekolah Rakyat Prabowo: Senjata Ampuh Lawan Kemiskinan Turun-Temurun
Dok.Sekertariat Presiden

Towa News, Jakarta - Program Sekolah Rakyat yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto diharapkan dapat memutus rantai kemiskinan yang telah berlangsung turun-temurun di Indonesia. Program ini ditujukan khusus bagi anak-anak dari keluarga termiskin di tanah air.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Mohammad Nur Rianto Al Arif, menyatakan bahwa kemiskinan yang diwariskan antar generasi telah menjadi ironi terbesar dalam pembangunan Indonesia. "Anak-anak dari keluarga miskin masih menjadi kelompok paling rentan putus sekolah dan ketika dewasa kembali terjebak dalam kemiskinan yang sama," ujarnya dalam artikel yang dipublikasikan Selasa (5/8/2025).

Data Kementerian Sosial mengungkap bahwa 227.000 anak usia SD belum pernah sekolah atau putus sekolah. Angka tersebut melonjak di jenjang SMP sebanyak 499.000 anak dan SMA mencapai 3,4 juta anak.

Konsep Boarding School Gratis

Sekolah Rakyat dirancang sebagai boarding school gratis dengan beberapa perbedaan mendasar dari sekolah konvensional. Siswa akan tinggal di asrama dan mendapatkan makanan, fasilitas belajar, serta kebutuhan dasar lainnya tanpa biaya.

Program ini secara eksklusif ditujukan bagi anak-anak dari keluarga desil 1 dan 2, yakni 20 persen rumah tangga termiskin berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional dengan tambahan penguatan karakter seperti pelajaran kepemimpinan, nasionalisme, dan keterampilan hidup. Sekolah ini akan merekrut hingga 60.000 guru secara nasional, termasuk relawan pendidikan yang bertugas di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Tantangan Implementasi

Al Arif mencatat beberapa tantangan dalam implementasi program ini. Pertama, ketersediaan guru berdedikasi yang mau mengajar di daerah terpencil atau lingkungan miskin. "Kondisi ini mungkin yang menjadi penyebab 160 orang guru yang sedianya akan mengajar di Sekolah Rakyat kemudian mengundurkan diri," jelasnya.

Tantangan lain meliputi keberlanjutan pendanaan jangka panjang, koordinasi lintas sektor, serta sistem monitoring dan evaluasi yang tidak hanya mengukur jumlah siswa tetapi juga perubahan sosial di komunitas.

Investasi Jangka Panjang

Menurut Al Arif, Sekolah Rakyat merupakan investasi sosial jangka panjang yang hasilnya mungkin tidak langsung terlihat tetapi akan menentukan masa depan bangsa. "Ketika Indonesia bermimpi menjadi negara maju di tahun 2045, investasi terbesar bukanlah pada infrastruktur atau pertumbuhan ekonomi semata, tetapi pada generasi mudanya hari ini," katanya.

Program ini diharapkan dapat mengubah narasi dari "sekolah untuk yang mampu" menjadi "sekolah untuk semua" sekaligus menciptakan kesetaraan sejak usia dini. Selain itu, program ini juga memberi kelegaan emosional bagi orangtua yang selama ini dihantui rasa bersalah karena tidak bisa menyekolahkan anak mereka.

Al Arif menekankan bahwa Sekolah Rakyat bukan program populis, melainkan terobosan yang membumi untuk mewujudkan prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. "Jika kita ingin melihat Indonesia yang lebih baik, maka kita harus mulai dari mereka yang paling tertinggal," tutupnya.

 

Sumber: Artikel Mohammad Nur Rianto Al Arif Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

https://www.uinjkt.ac.id/id/sekolah-rakyat-mimpi-besar-memutus-lingkaran-setan-kemiskinan

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video