Stok Beras Nasional Capai 3,8 Juta Ton, Bulog Pastikan Distribusi dan Kualitas Terjaga

Dipublish oleh Tim Towa | 19 Mei 2025, 13.03 WIB

Stok Beras Nasional Capai 3,8 Juta Ton, Bulog Pastikan Distribusi dan Kualitas Terjaga
Ilustrasi beras ( pixabay)

Towa News, Jakarta – Stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog dilaporkan mencapai 3,8 juta ton per 18 Mei 2025. Angka ini diperoleh seiring meningkatnya serapan beras yang dilakukan oleh Bulog menjadi 2,1 juta ton. Perusahaan pelat merah itu memastikan stok tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia dan siap didistribusikan kapan saja untuk menjaga kestabilan harga serta menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat.

Direktur Pengadaan Perum Bulog, Prihasto Setyanto, menegaskan bahwa setiap butir beras yang masuk ke gudang Bulog telah melalui proses pemeriksaan kualitas secara ketat. Pemeriksaan tersebut melibatkan pihak ketiga independen guna menjamin akurasi dan transparansi.

“Setiap beras yang masuk telah melalui proses uji kualitas yang melibatkan pihak ketiga independen, sehingga kualitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan,” kata Prihasto dalam keterangan tertulis, Senin (19/5/2025).

Selain itu, Bulog menerapkan sistem pengelolaan dan perawatan berkala di seluruh gudangnya. Menurut Prihasto, mekanisme ini menjadi salah satu kunci dalam menjaga mutu beras hingga saat distribusi.

“Kami memiliki mekanisme perawatan rutin terhadap komoditas yang disimpan, sehingga mutu beras tetap terjaga dengan baik hingga waktu distribusi. Ini adalah komitmen kami dalam menjaga kepercayaan publik dan memastikan ketersediaan beras berkualitas bagi masyarakat,” tambahnya.

Dukungan Pemerintah: Strategi Jemput Bola Disambut Positif

Langkah agresif Bulog dalam menyerap hasil panen langsung dari petani juga mendapat apresiasi dari Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Menurutnya, strategi jemput bola tersebut tidak hanya efektif memperkuat cadangan beras nasional, tetapi juga mampu menjaga kestabilan harga gabah di tingkat petani.

“Kami sangat mengapresiasi langkah Bulog yang secara aktif melakukan jemput bola ke petani. Ini bukan hanya membantu menyerap hasil panen secara maksimal, tetapi juga menjamin harga tetap stabil di tingkat petani. Sinergi seperti inilah yang kita harapkan untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” ujar Amran.

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa ketahanan stok pangan, khususnya beras, sangat krusial menghadapi potensi gangguan distribusi akibat fenomena iklim El Nino. Oleh karena itu, pemerintah terus mengawal distribusi dan ketersediaan beras di tingkat daerah.

“Stok beras yang memadai di daerah-daerah adalah upaya antisipatif yang sangat penting, agar harga tetap stabil dan tidak terjadi kelangkaan,” kata Arief, dalam rapat koordinasi nasional ketahanan pangan, pekan lalu.

Penyaluran dan Intervensi Harga

Bulog sendiri tengah mengoptimalkan penyaluran beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta bantuan pangan beras kepada masyarakat rentan. Penyaluran ini diharapkan bisa mengintervensi harga pasar yang sempat melonjak pada awal tahun.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras medium sempat menyentuh angka Rp13.400 per kilogram pada Maret 2025, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Namun sejak April, harga mulai terkoreksi seiring masuknya panen raya dan distribusi beras SPHP.

Dengan cadangan beras nasional yang mencapai 3,8 juta ton, pemerintah optimistis dapat menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan menjelang Idul Adha dan semester kedua 2025.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video