Demam Babi Afrika Meluas di Indonesia

Dipublish oleh Admin | 19 Desember 2024, 10.30 WIB | Dilihat 137 Kali

Demam Babi Afrika Meluas di Indonesia
Foto Bersumber Dari Towa.co.id

Towa.co.id Jakarta – Wabah Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) kini menjadi perhatian serius di Indonesia. Badan Karantina Indonesia (Barantin) melaporkan bahwa virus ini telah menyebar ke 32 provinsi, termasuk Papua, Papua Tengah, dan Nusa Tenggara Timur. Di Papua Tengah, wabah ASF telah menyebabkan kematian 6.273 ekor babi pada Januari 2024, menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi peternak.

ASF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus genus Asfivirus dari famili Asfaviridae. Virus ini menyerang babi domestik dan babi liar tanpa memandang usia, dengan tingkat kematian mencapai hampir 100 persen. Kepala Biro Komunikasi Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Aji Muhawarman, menjelaskan bahwa virus ASF sangat menular dan menyebar melalui beberapa cara, seperti:

1. Kontak langsung antar babi.

2. Serangga yang terinfeksi.

3. Material pembawa (fomites) seperti pakaian, peralatan peternakan, dan kendaraan.

4. Pakan mentah yang terkontaminasi.

“ASF bukan penyakit zoonosis, artinya tidak menular ke manusia. Namun, masyarakat diminta melaporkan dalam waktu 1x24 jam jika menemukan babi yang sakit atau mati,” kata Aji, Selasa (17/12/2024). Ia juga mengimbau agar peternak tidak menjual atau membeli babi yang sakit dan menjaga kebersihan kandang serta peralatan peternakan.

Meski ASF tidak menular ke manusia, dampaknya terhadap peternak sangat besar, terutama menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyatakan bahwa penyebaran wabah ASF yang signifikan di Nabire dan Timika, Papua Tengah, menjadi perhatian utama pemerintah. “Ini bukan masalah kesehatan manusia, tapi ruginya besar bagi peternak,” ujar Zulkifli.

Hingga saat ini, Indonesia belum memiliki vaksin untuk ASF. Berbeda dengan wabah flu burung dan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi, yang dapat ditangani dengan vaksin, ASF memerlukan langkah pencegahan ketat untuk mengurangi penyebaran.

Pemerintah tengah mempersiapkan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) untuk menanggulangi ASF. Satgas ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk Badan Karantina, Kementerian Dalam Negeri, BNPB, dan Kementerian Pertanian. “Sebelum Satgas resmi dibentuk, setiap instansi akan bekerja sesuai tugas dan bidang masing-masing untuk menangani wabah ini secara cepat,” tambah Zulkifli.

 

Referensi : detik.com &bisik.id

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video