Sekolah Rakyat Resmi Dimulai, Harapan Baru Bagi Anak dari Keluarga dengan Keterbatasan Ekonomi

Dipublish oleh Admin | 14 Juli 2025, 10.51 WIB

Sekolah Rakyat Resmi Dimulai, Harapan Baru Bagi Anak dari Keluarga dengan Keterbatasan Ekonomi
Ilustrasi Ratusan ibu mendampingi anak-anak berseragam merah-putih mengikuti pembukaan perdana Program Sekolah Rakyat Tahun Ajaran 2025/2026 (AI Genarate)

Towa News, Jakarta - Suasana semarak terlihat sejak pukul 07.30 WIB di Sentra Terpadu Inten Soewono (STIS) Cibinong, Kabupaten Bogor. Ratusan ibu mendampingi anak-anak berseragam merah-putih mengikuti pembukaan perdana Program Sekolah Rakyat Tahun Ajaran 2025/2026 yang diluncurkan serentak di 100 titik seluruh Indonesia, Senin (14/7/2025).

Ridwan, siswa asal Bogor yang baru memasuki bangku kelas 1 SMP, menjadi salah satu dari 100 siswa terpilih di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 Kabupaten Bogor. “Senang sekali bisa belajar di sini. Dekat dari rumah dan orang tua sangat mendukung,” ungkapnya.

STIS Cibinong yang merupakan aset milik Kementerian Sosial telah diubah menjadi sekolah berasrama untuk jenjang SMP dengan empat rombongan belajar (rombel), masing-masing terdiri dari 25 siswa. Fasilitas lengkap seperti ruang kelas, asrama, laboratorium, perpustakaan, lapangan futsal, dan masjid disiapkan guna mendukung proses pembelajaran menyeluruh.

MPLS Serentak di 62 Lokasi, Sisanya Menyusul Akhir Juli

Bersamaan dengan pembukaan di Bogor, kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) juga digelar serentak di 62 lokasi lain di seluruh Indonesia. Sementara itu, 37 titik sisanya dijadwalkan memulai MPLS pada akhir Juli ini.

Selama MPLS, siswa menjalani berbagai kegiatan mulai dari pengenalan lingkungan, cek kesehatan gratis, penguatan kedisiplinan, tes talenta DNA, hingga distribusi kartu siswa.

Program Gagasan Presiden Prabowo untuk Putus Rantai Kemiskinan

Program Sekolah Rakyat merupakan inisiatif Presiden Prabowo Subianto sebagai bentuk intervensi strategis negara dalam menyediakan akses pendidikan berkualitas untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem berdasarkan Desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Sekolah ini bersifat gratis dan berasrama untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Pendidikan formal dilaksanakan siang hari, sedangkan malam hari diisi penguatan karakter dengan nilai-nilai agama, kepemimpinan, dan keterampilan hidup.

“Ini langkah konkret pemerintah memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan,” ujar salah satu pendamping kegiatan di lokasi.

Digitalisasi dan Inklusi Pendidikan Daerah Tertinggal

Mengadopsi Learning Management System (LMS), Sekolah Rakyat dilengkapi modul digital yang dirancang untuk menjangkau anak-anak di wilayah tertinggal dan minim akses pendidikan. Sistem ini memungkinkan siswa tetap mendapatkan pembelajaran berkualitas meski berada di pelosok.

Kehadiran Sekolah Rakyat diharapkan menjadi titik balik bagi pemerataan pendidikan nasional serta membuka jalan bagi transformasi sosial berbasis pendidikan di daerah miskin ekstrem.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.

Ikuti Sosial Media Kami:

X Logo Snack Video