Dipublish oleh Admin | 04 Juli 2025, 11.03 WIB
Towa News, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong pemanfaatan energi panas bumi guna mendukung swasembada energi nasional. Pemerintah bahkan menargetkan posisi Amerika Serikat sebagai negara dengan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terbesar di dunia.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menyampaikan bahwa sektor panas bumi saat ini menjadi perhatian khusus Presiden Prabowo Subianto. Hal itu tercermin dari kehadiran Presiden dalam sejumlah agenda penting, seperti peresmian pengoperasian proyek dan peletakan batu pertama pembangunan PLTP baru.
"Ini menandakan bahwa atensi dari Pak Presiden luar biasa. Dalam beberapa sambutannya pun, beliau selalu menyebutkan panas bumi," ujar Eniya dalam acara Konsultasi Publik revisi Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2017, Jumat (4/7/2025).
Eniya turut memberikan apresiasi kepada berbagai perusahaan yang aktif mendorong pengembangan sektor ini, seperti PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Supreme Energy, Sorik Marapi, dan Medco. Terbaru, proyek Lumut Balai yang dikelola PGE berhasil memperoleh Sertifikat Laik Operasi (SLO), sehingga kapasitas terpasang panas bumi Indonesia kini mencapai 2.743 megawatt (MW).
Dengan pencapaian ini, Indonesia semakin mendekati posisi Amerika Serikat yang saat ini memiliki kapasitas sekitar 3.600 MW. "Perlahan-lahan kita harus merangkak untuk mengalahkan — sorry to say — Amerika Serikat, karena kita ada di peringkat dua. Tapi kami ingin jadi yang terdepan di panas bumi," jelas Eniya.
Eniya mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi panas bumi sangat besar, mencapai 24 gigawatt (GW), tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatra, Jawa, Sulawesi hingga Indonesia Timur.
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru, pemerintah menargetkan tambahan kapasitas sebesar 5,2 GW dalam kurun waktu 10 tahun. Untuk jangka menengah, pemerintah menargetkan kenaikan sebesar 1,5 GW dalam lima tahun ke depan.
"Kalau dalam lima tahun ini target 1,5 GW bisa dicapai, maka ditambah dengan kapasitas yang sudah ada sekarang sebesar 2,7 GW, kita akan sangat dekat dengan angka milik AS. Jadi saat ini kita benar-benar kejar-kejaran untuk mengimplementasikan panas bumi lebih cepat lagi," tutup Eniya.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Towa.co.id.
Partisipasi Indonesia di KTT BRICS 2025, Sejarah Baru...
Towa News | 08 Juli 2025, 10.54 WIB
Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia Hadapi Perubahan Iklim...
Towa News | 08 Juli 2025, 09.18 WIB
Gunung Semeru Kembali Erupsi, Sudah 35 Kali dalam...
Towa News | 08 Juli 2025, 07.35 WIB
KPU Ajukan Tambahan Anggaran Hampir Rp1 Triliun untuk...
Towa News | 07 Juli 2025, 16.24 WIB
Unhan RI Borong Penghargaan Internasional di Ajang Inovasi...
Towa News | 07 Juli 2025, 11.56 WIB
Serangan Siber Meningkat, Pengamat Ingatkan Pentingnya Kewaspadaan dalam...
Towa News | 07 Juli 2025, 11.19 WIB
Sidang Lanjutan Uji Formil UU TNI Kembali Digelar,...
Towa News | 07 Juli 2025, 09.25 WIB
Indonesia Resmi Jadi Anggota Penuh BRICS , Perkuat...
Towa News | 07 Juli 2025, 09.19 WIB
24 Calon Dubes Selesaikan Uji Kelayakan di DPR,...
Towa News | 07 Juli 2025, 09.05 WIB
Defisit APBN Melebar, Pemerintah Siapkan Strategi Tanpa Tambah...
Towa News | 07 Juli 2025, 08.11 WIB